Menuju Wajah Baru Arab Saudi 2030
Sejak meluncurkan program Saudi Vision 2030 pada bulan April 2016 silam, Arab Saudi di bawah kepemimpinan Putera Mahkota Mohammed bin Salman terus berbedah di berbagai sektor. Salah satu dasar pemikiran Saudi Vision 2030 adalah melakukan transformasional yang bertujuan untuk diversifikasi ekonomi kerajaan, mengurangi ketergantungan pada minyak dan meningkatkan kualitas hidup warganya.
Untuk merealisasikan hal pemikiran tersebut maka selanjutnya program Saudi Vision 2030 dibangung di ata tiga pilar utama yaitu: mempromosikan budaya dan potensi pariwisata yang dimiliki Arab Saudi, meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan melesteraikan warisan kerajaan.
Arab Saudi kemudian berusaha keras meningkatkan pendapatan negara melalui sektor non minyak seperti sektor pariwisata. Berbagai tempat potensial dibenahi demi menarik wisatawan asing seperti Kota Bunga Taif, yang memiliki daya tarik berupa perkebunan berbagai varietas bunga dan menjadi tempat produksi minyak wangi berbasi bunga-bungaan.
Taif secara historis dikenal sebagai tempat peristirahatan keluarga kerajaan pada musim panas dan juga tempat bagi kaum elit karena suhu yang lebih sejuk dan pemandangan yang menakjubkan, serta lokasi strategisnya yang dekat dengan Makkah dan Jeddah. Taif memiliki potensi untuk lebih dari sekadar tujuan wisata musiman. Bukan hanya itu, Taif bisa menjadi pusat ekonomi dan menarik para profesional yang mencari alternatif dari kehidupan kota besar.
Di samping itu, di sektor religi Taif sudah tidak asing lagi bagi para wisatawan muslim khususnya, karena menjadi tempat persinggahan Nabi Muhammad SAW sebelum hijrah ke Madinah.
Selain Kota Taif, Arab Saudi juga membangun dan mempercantik tempat wisata lainnya yaitu Madain Saleh atau dikenal dengan nama lain Al-Hijr yang berada di jalur perdagangan menuju negeri Syam sejak zaman Jahiliyah. Tidak tanggung-tanggung, pihak Kerajaan membangun bandara di Al-‘Ula demi memudahkan wisatawan.
Di samping sektor wisata Arab Saudi memperkuat tatanan pemerintahan, melakukan gerakan transparansi dan akuntabilitas pemerintahan, yang pada ujungnya mampu mendongkrak kinerja pemerintah di sektor ekspor non minyak dari angka 16% menjadi 50%. PDB Arab Saudi di sektor non minyak meningkat dari SAR 163 Miliar menjadi SAR 1 triliun per tahun.
Putera Mahkota Mohammed bin Salman juga terus mengampanyekan persamaan hak dengan meningkatkan peran perempuan di dalam pembangunan. Oleh sebab itu, tidak aneh jika saat ini kita melihat bagaimana perempuan-perempuan Arab Saudi menjadi kasir misalnya di swalayan, atau waiters di konter-konter makanan dan oleh-oleh di bandara, di mana pemandangan tersebut tidak pernah terlihat sebelumnya.
Saiudi Vision 2030 merupakan ide kolaboratif antaran Kementerian Urusan Kota dan Pedesaan dengan Program UN-HABITAT yang bertujuan melakukan upaya transformasi di perkotaan dengan meningkatkan kenyamanan di 17 propinsi di Arab Saudi.
Di sektor sumber daya manusia, Arab Saudi terus berbenah dengan mendorong promosi pembangunan keterampilan dasar, tidak hanya literasi dan numerasi tradisional tetapi juga literasi digital dan data, pemecahan masalah, dan kemampuan beradaptasi. Keterampilan digital saat sekarang ini akan menjadi sama pentingnya dengan membaca dan menguasai ilmu matematika.Tanpa ini, individu tidak dapat berpartisipasi secara total di dalam ekonomi digital saat ini.

